Dalam Islam, menuntut ilmu adalah salah satu bentuk ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Begitu pentingnya ilmu dalam Islam hingga Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Meskipun demikian, ada hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum ilmu yakni adab.
Adab berasal dari bahasa Arab yang artinya kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan adab menurut Rasulullah SAW adalah pendidikan tentang kebaikan yang merupakan bagian dari keimanan.
Menukil buku Adab dan Doa Sehari-Hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, kedudukan adab dalam Islam lebih tinggi dari ilmu. Sejumlah ulama pun menyampaikan pendapat serupa.
Pertama, ulama Imam Malik mengatakan bahwa, “Pelajarilah adab terlebih dahulu sebelum mempelajari suatu ilmu.” Sebagaimana yang dilakukan Imam Ibnu Mubarak, ia mempelajari adab selama 30 tahun, setelah itu baru mempelajari ilmu selama 20 tahun.
Kedua, ulama Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi menuturkan bahwa, “Dengan mempelajari adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit memperhatikan adab, maka ilmu akan menjadi sia-sia.”
Dapat disimpulkan dari penuturan kedua ulama tersebut, penting untuk mempelajari adab sebelum ilmu. Sebab, orang yang tak beradab hidupnya tidak diberkahi Allah dan ilmunya juga tidak bermanfaat.
Adapun adab yang bisa diketahui umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari seperti adab terhadap kedua orang tua, guru, dan masyarakat. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Adab dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Contoh Adab terhadap Kedua Orang Tua
-
Menghormati orang tua
-
Tidak durhaka kepada kedua orang tua
-
Patuh kepada kedua orang tua dan selalu mendoakannya
-
Bersyukur sudah diberi keluarga yang utuh
-
Mengucapkan kata-kata yang mulia
-
Tidak mengucap kata kasar seperti berdecak “ah”
-
Meneruskan berbuat baik kepada kedua orang tua walaupun keduanya sudah meninggal
2. Contoh Adab terhadap Guru
-
Menghormati guru
-
Mengamalkan ilmu yang telah diajarkan
-
Menjaga perilaku ketika di sekolah
-
Tidak berkata kasar kepada guru
-
Tidak membentak guru
3. Contoh Adab dalam Bermasyarakat
-
Mengucapkan salam ketika bertemu
-
Memenuhi undangan, jika diundang dalam sebuah acara
-
Memberikan nasihat ketika diminta
-
Menjenguk tetangga ketika sakit
-
Mengantarkan jenazah tetangga sampai ke kubur
-
Berperilaku jujur
-
Lemah lembut dan kasih sayang
-
Tidak ikut campur terhadap urusan orang lain
4. Contoh Adab Pergaulan Sesama Teman
-
Mencintai teman karena Allah
-
Saling menyapa atau menegur ketika bertemu
-
Mengajak teman ke arah kebaikan
-
Berperilaku ramah
-
Memberi senyuman ketika bertemu
-
Menolong teman yang kesusahan
-
Bersama-sama berjuang bersama mencari ilmu
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).
Dalil wajibnya menerapkan adab dalam menuntut ilmu. Dalil-dalil dalam bab ini ada mencakup
- Dalil-dalil tentang perintah untuk berakhlak mulia
Diantaranya:
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
“Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: “hasan shahih”).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia” (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 45).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ أثقَلَ ما وُضِع في ميزانِ المؤمِنِ يومَ القيامةِ خُلُقٌ حسَنٌ وإنَّ اللهَ يُبغِضُ الفاحشَ البذيءَ
“Sesungguhnya perkara yang lebih berat di timbangan amal bagi seorang Mu’min adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor” (HR. At Tirmidzi no. 2002, ia berkata: “hasan shahih”).
- Dalil-dalil tentang perintah untuk memuliakan ilmu dan ulama
Diantaranya:
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ
“Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya” (QS. Al Hajj: 30).
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al Hajj: 32).
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al Ahzab: 58).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إنَّ اللهَ قال : من عادَى لي وليًّا فقد آذنتُه بالحرب
“Sesungguhnya Allah berfirman: barangsiapa yang menentang wali-Ku, ia telah menyatakan perang terhadap-Ku” (HR. Bukhari no. 6502).
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
إن لم يكن الفقهاء العاملون أولياء الله فليس لله ولي
“Jika para fuqaha (ulama) yang mengamalkan ilmu mereka tidak disebut wali Allah, maka Allah tidak punya wali” (diriwayatkan Al Baihaqi dalam Manaqib Asy Syafi’i, dinukil dari Al Mu’lim hal. 21).
Lebih lanjut, Urgensi adab penuntut ilmu diantaranya adalah :
- Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong mendapatkan ilmu
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:
بالأدب تفهم العلم
“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
Sehingga belajar ada sangat penting bagi orang yang mau menuntut ilmu syar’i. Oleh karena itulah Imam Malik rahimahullah mengatakan:
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17])
- Adab dalam menuntut ilmu adalah sebab yang menolong berkahnya ilmu
Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah, yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.
Imam Al Ajurri rahimahullah setelah menjelaskan beberapa adab penuntut ilmu beliau mengatakan:
حتى يتعلم ما يزداد به عند الله فهما في دينه
“(hendaknya amalkan semua adab ini) hingga Allah menambahkan kepadanya pemahaman tentang agamanya” (Akhlaqul Ulama [45], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [12]).
- Adab merupakan ilmu dan amal
Adab dalam menuntut ilmu merupakan bagian dari ilmu, karena bersumber dari dalil-dalil. Dan para ulama juga membuat kitab-kitab dan bab tersendiri tentang adab menuntut ilmu. Adab dalam menuntut ilmu juga sesuatu yang mesti diamalkan tidak hanya diilmui. Sehingga perkara ini mencakup ilmu dan amal.
Oleh karena itu Al Laits bin Sa’ad rahimahullah mengatakan:
أنتم إلى يسير الأدب احوج منكم إلى كثير من العلم
“Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari pada ilmu yang banyak” (Syarafu Ash-habil Hadits [122], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
- Adab terhadap ilmu merupakan adab kepada Allah dan Rasul-Nya
Sebagaimana dalil-dalil tentang memuliakan ilmu dan ulama yang telah kami sebutkan.
- Adab yang baik merupakan tanda diterimanya amalan
Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu, bisa jadi ini merupakan tanda amalan ia menuntut ilmu diterima oleh Allah dan mendapatkan keberkahan. Sebagian salaf mengatakan:
الأدب في العمل علامة قبول العمل
“Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan” (Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al Karim, 2/169).
Sumber: Kumparan