
Keunggulan pondok pesantren dibanding dengan lembaga pendidikan lain adalah pada intensitas dan kontinyuitas interaksi dengan anak didik, dalam hal ini santri. Keberadaan santri yang 24 jam ada di lingkungan pondok pesantren memudahkan bagi para pendidik di pondok pesantren untuk mengarahkan mereka.
Leadership merupakan salah satu pelajaran penting yang harus diberikan kepada para santri sesuai dengan tujuannya yaitu menyiapkan para santri menjadi generasi unggul. Saat mereka terjun di masyarakat, mereka harus siap memimpin dan menggerakkan masyarakat.
Dalam proses pendidikan kepemimpinan di pesantren, para santri harus siap memimpin dan juga siap dipimpin. Mental ini harus ditanamkan kepada setiap santri secara kuat melalui pemahaman adab dan akhlaq.
Pemahaman nilai-nilai dan kemahiran memimpin tidak cukup dengan pembekalan teori kepemimpinan semata, melainkan harus disediakan arena untuk para santri terjun langsung berlatih bagaimana memimpin dan bagaimana dipimpin.
OSIP
Wadah utama untuk para santri melatih jiwa kepemimpinan mereka adalah OSIP (Organisasi Santri Intra Pesantren). Melalui organisasi ini, para santri dibimbing untuk mengenal organisasi dan keorganisasian dengan cara menjadi pengurus dalam struktur yang professional dan job description yang jelas.
Untuk mengasah keterampilan mereka berorganisasi, mereka diarahkan untuk mengelola rapat pengurus, musyawarah pergantian pengurus, menjadi panitia pada setiap event yang diadakan di pesantren, dan lain-lain. Dalam pergantian pengurus, pengurus lama harus dibimbing untuk menyampaikan LPJ, kemudia pengurus baru menyusun program kerja serta mengadakan pelantikan pengurus baru, dilanjutkan dengan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) bagi pengurus baru.
Di dalam organisasi pesantren secara keseluruhan, tugas dan peran pengurus OSIP adalah menggerakkan para santri untuk disiplin, taat aturan dan aktif pada setiap kegiatan pondok mulai dari kegiatan harian santri, kegiatan bahasa, olahraga, kesehatan, kesenian, dapur serta warung pondok dan kantin, kebersihan lingkungan, pertamanan dan lain sebagainya. Mereka juga menggerakkan organisasi santri tingkat asrama dan tingkat kamar.
Selain melalui OSIP, para santri Ma’had Daarul Mumtaz juga mengelola Muhadhoroh dimana melalui kegiatan ini mereka berlatih public speaking yang meliputi berlatih menjadi MC, berceramah, memberi sambutan-sambutan, memimpin do’a dan sejenisnya.
Untuk mematangkan pemahaman leadership mereka, para santri (yang sudah menyelesaikan masa pendidikannya) wajib menjalani program pengabdian. Untuk para santri senior, sebagian dari mereka dilibatkan dalam kepengurusan Ma’had Daarul Mumtaz dengan memberikan mereka posisi untuk mengepalai divisi-divisi. (gd/mdm)