Khataman atau khotmil Qur’an bil ghaib merupakan salah satu cara pengungkapan syukur kepada Allah SWT atas tercapainya cita-cita para santri menghafal Alqur’an. Syukuran ini digelar dengan meriah agar syiar Islam melalui ngaji Qur’an semakin populer di tengah gempuran pengaruh negatif kemajuan zaman.

Pada hari Ahad, 11 Juni 2023, atau bertepatan dengan tanggal 22 Dzulqa’dah 1444 H, Pesantren Tahfidzul Qur’an Daarun Na’im, Ma’had Daarul Mumtaz menggelar syukuran Imtihan dan Khotmil Qur’an bil ghaib 30 juz untuk santri atas nama Vivi Qodriyah binti Prayitno, usia 15 tahun.

Selain Vivi Qodriyah, dalam Khotmil Qur’an kali ini ada 17 santri lainnya, dimana mereka sudah berhasil menghafal 5 juz, 10 juz, 15 juz dan 20 juz bil ghaib.

Acara tersebut dirangkai dengan pengajian akbar menghadirkan KH. Muhajirin Ahmad, seorang da’i kondang asal Way Sulan, Kalianda, Lampung Selatan.

Acara berjalan lancar, dimulai tepat pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, dan dihadiri para undangan, antara lain Wakil Bupati OKU Timur H.M. Adi Nugraha Purna Yudha, S.H., anggota DPRD OKU Timur, Deddy Efendi anggota DPRD OKU Timur, Bunyamin Camat Kecamatan Semendawai Timur, serta Perangkat Desa desa Karang Melati, para wali santri, undangan dari pesantren lain, jamaah thoriqoh Kholidiyah wan Naqsabandiyah, dan undangan lainnya.

Wabup Adi Nugraha Purna Yudha dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Pesantren Daarul Mumtaz yang telah berhasil menghasilkan para penghafal Alqur’an.

“Selamat untuk Ma’had Daarul Mumtaz, selamat untuk para hafidz dan hafidzah. Teruslah istiqomah menjaga hafalannya dan menjadi generasi yang dapat memfilter pengaruh buruk sebagai dampak dari kemajuan zaman saat ini,” kata Adi Nugraha Purna Yudha.

Senada dengan Wabup Adi Nugraha Purna Yudha, Kepala Lembaga Tahfidzul Qur’an Daarun Na’im, Ma’had Daarul Mumtaz juga berharap para santri yang sudah berhasil mengkhatamkan hafalannya terus istiqomah dalam ngopeni Qur’annya.

“Vivi Qodriyah ini masih muda, tetapi sudah berhasil hafal Qur’an 30 juz bil ghaib. Mudah-mudahan Vivi menjadi ahli syurga dan membawa berkah bukan saja bagi keluarganya tetapi juga bagi masyarakat sekitarnya, dan menjadi contoh tauladan bagi remaja-remaja lain seusianya”, harap Ibu Nyai N. J. Na’mah Damas, S.Ag., M.Pd.

Pada kesempatan yang sama, Gus Damas Alhasy, SS. Ketua Yayasan Ma’had Daarul Mumtaz mengatakan bahwa para santri di Ma’had Daarul Mumtaz dibimbing bukan hanya untuk menjadi penghafal Qur’an (IQ) tetapi juga untuk menjadi generasi penggerak. Oleh karena itu, selama mondok, meraka juga digemleng aspek EQ, ESQ dan CQ dengan ilmu sosial, kepemimpinan, kewirausahawan, IT dan yang lainnya.

“Sesuai nama pondok ini, santri dan para alumni Ma’had Daarul Mumtaz harus menjadi generasi mumtaz, generasi unggul dan hebat sehingga mampu menjadi motor penggerak masyarakat. Mereka tidak boleh tumbuh menjadi generasi memble, mereka harus jadi generasi yang kreatif dan pede” terang Gus Damas.

Dalam ceramahnya, KH. Muhajirin Ahmad juga menegaskan bahwa dari sekalian banyak pilihan bagi orangtua untuk mendidik putra-putrinya, pesantren adalah pilihan terbaik; tidak ada pilhan terbaik lainnya yang melebihi pesantren.

“Bapak ibu jangan ragu, kirim anak-anak ke pesantren. Di zaman yang serba canggih saat ini dengan segala dampak buruknya, pesantren adalah jawaban. Pesantren adalah tempat terbaik untuk mendidik anak,” tegas KH Muhajirin Ahmad, yang mendapat aplaus meriah dari para hadirin.

Apa itu Khotmil Qur’an Bil Ghaib?

Bil Ghoib adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti “hafal Al-Qur’an tanpa melihat ayat-ayatnya”. Ini adalah sebuah metode menghafal Al-Qur’an dengan cara membacaberulang- ulang dan menghafal ayat-ayat tanpa melihat teks Qur’an.

Metode ini membutuhkan usaha dan konsentrasi yang tinggi serta pertolongan dari Allah SWT.

Istilah Bil Ghoib bukan berarti pembelajarannya secara ghaib, melainkan tetap ada tatap muka antara guru dan santri dengan penekanan arti ghaib yaitu tanpa melihat mushaf.

Aktivitas yang dilakukan pada pembelajaran ini yaitu, siswa menghafalkan Al-Qur’an lalu kemudian menyetorkannya pada guru pembimbing. Selain itu guru memberikan masukan berupa materi-materi ghorib, tajwid dan ilmu lainnya yang diajarkan secara bertahap. Materi ghorib dan tajwid yang diajarkan oleh guru bertujuan untuk menyempurnakan hafalan Al-Qur’an santri. (DM/gd)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Assalamu 'alaikum