Rabu 11 Oktober 2023, bertepatan dengan tanggal 16 Rabiul Awwal 1445 H, keluarga besar dan para santri Ma’had Daarul Mumtaz memadati area pelataran Pondok Pesantren Daarul Mumtaz untuk memperingati Haul ke 15 KH. Masyhud Musyahadah bin KH. Abdullah Siradj.

Meskipun diselenggarakan secara sederhana, tetapi hal itu tidak mengurangi kehidmatan haul dan rasa takdhim para santri dan keluarga yang hadir terhadap perjuangan KH. Masyhud Musyahadah yang patut untuk terus dilanjutkan.

KH. Abdullah Siradj, ayah KH. Masyhud Musyahadah, sendiri adalah tokoh pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia dari Blitar, Jawa Timur. Perjuangannya diakui oleh pemerintah RI dengan menobatkan beliau sebagai Pahlawan Nasional.

Lahir di Blitar tahun 1934, KH. Masyhud Musyahadah merupakan salah satu tokoh ulama dan masyarakat Karang Melati karena kontribusinya dalam membangun wilayah ini. Beliau hijrah ke Karang Melati, OKU Timur, Sumatera Selatan pada tahun 1962. Sebelum pindah ke Sumatera, beliau nyantri di pondok Baran, Ploso, Kediri, Jawa Timur untuk mendalami thoriqoh.

Karena itulah, ketika menetap di Karang Melati, beliau menjadi Mursyid Thoriqoh Kholidiyah Wannaqsabandiyah dan mengembangkan majelis jamaah thoriqoh ini kepada masyarakat Karang Melati dan sekitarnya. Beliau wafat pada tahun 2008 saat mengunjungi kampung halamannya, Blitar, dan dimakamkan di sana.

Rangkaian acara haul dimulai dengan semaan Alqur’an, dilanjutkan dengan tahlil, pembacaan manaqib KH. Masyhud Musyahadah, do’a khotmil Qur’an dan tausiyah haul.

Dalam tausiyah haulnya, Gus Damas ketua Yayasan Ma’had Daarul Mumtaz menegaskan bahwa semangat yang telah dicontohkan oleh KH. Masyhud Musyahadah patut dijadikan suri tauladan.

“Kita harus bisa mengambil hikmah dari perhelatan Haul KH. Masyhud Musyahadah malam ini, yaitu menyerap semangat beliau dalam berjuang dan berdakwah. Semoga malam ini beliau hadir dan menebarkan energi kegigihannya kepada kita semua untuk terus mengembangkan pondok pesantren ini,” kata Gus Damas.

Haul ini, lanjut Gus Damas, merupakan kali pertama diselenggarakan sehingga bisa dikatakan rintisan awal dan rencananya akan dijadikan agenda tahunan Ma’had Daarul Mumtaz.

“Penting untuk kita yakini bahwa menggelar acara haul adalah sarana bagi kita untuk mengungkap rasa syukur dan terima kasih atas apa yang telah diperjuangkan oleh masyayih kita. Lebih dari itu, haul menjadi momen untuk kita semakin sadar bahwa semua yang bernyawa pasti mati,” terang Gus Damas.

Intinya, kata Gus Damas, haul adalah sarana Lil Istighfar (untuk mendo’kan dan memohon ampunan), Lil Istidzkar (untuk mengingat kematian) dan Lil Ijtima’ (untuk berkumpul, menyambung silaturrahim baik antar sesama dzurriyah KH. Masyhud Musyahadah maupun dengan para santri dan masyarakat muslim umumnya.

Acara haul perdana yang juga dirangkai dengan Haul Almarhumah Ibu Nyai Hj. Rohmatin binti KH. Ikhwanudin ini dihadiri oleh Ibu Nyai Hj. Mahwiyah, Ustadzah Istiqomah, Ustadz Abdul Aziz Zuhdi, Ustadz Alhuda, Ibu Nyai Nurul Jannatun Na’imah, Gus Damas dan segenap anggota dzurriyah KH. Masyhud Musyahadah dan para santri Ma’had daarul Mumtaz.(MDM/gd)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Assalamu 'alaikum